Pemkab Rohil Gelar VLH Evaluasi Kabupaten Layak Anak Oleh Tim Verifikasi Kementerian PPPA RI
Rohil,
newscakrawalanusantara.com–
Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) melalui Dinas
Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (DP2KBP3A) melaksanakan kegiatan Verifikasi Lapangan Hybrid
(VLH) Evaluasi Kabupaten Layak Anak (KLA) Tahun 2025 oleh Kementrian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Rabu (16/4/2025) di
Aula salah satu hotel yang berada di Kota Bagansiapiapi, Rohil Provinsi Riau.
Verifikasi lapangan ini dikatakan Wakil Bupati Rohil Jhony
Charles merupakan rangkaian evaluasi KLA yang diselenggarakan oleh Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) RI untuk menilai
implementasi kebijakan dan program yang mendukung pemenuhan hak dan
perlindungan anak di daerah.
Kegiatan Evaluasi dilakukan secara hybrid, yaitu kombinasi
antara metode daring oleh tim verifikator pusat dan pemaparan langsung dari
masing-masing OPD terkait.
"Pemerintah daerah tetap berkomitmen untuk terus
menjadikan Kabupaten Rohil sebagai Kabupaten Layak Anak. Ini evaluasi yang
kedua setelah tahun 2022 lalu.
Untuk itu saya tekankan pentingnya sinergitas dan
kolaborasi antar OPD, lintas sektor dalam menciptakan lingkungan yang aman,
sehat, inklusif, dan ramah anak," kata Jhony Charles. Lanjutnya,
"Anak-anak adalah investasi masa depan bangsa, maka
menjadi tanggung jawab kita bersama untuk memastikan bahwa hak-hak mereka
terpenuhi melalui program dan kebijakan yang terintegrasi dengan melibatkan
seluruh stakeholder yang ada," jelas Jhony.
Wabup juga menghimbau kepada seluruh OPD terkait agar
meningkatkan koordinasi dan inovasi pada seluruh klaster KLA guna mencapai
target.
Diharapkannya pada tahun ini Kabupaten Rokan Hilir dapat
naik peringkat ke posisi madya KLA.
"Untuk memperoleh target pencapaian KLA ke arah yang
lebih tinggi lagi, kita harus melibatkan semua pihak tidak bisa hanya satu
dinas atau instansi saja tapi seluruh stakeholder harus bersama sama saling
berkolaborasi dalam mengoptimalkan perhatian terhadap hak-hak anak ini
sebagaimana yang disampaikan tadi pada pemaparan yang sudah dilakukan
masing-masing OPD," jelasnya.
Dikatakan Jhony ada sekitar 27 sektor yang harus di
perhatikan oleh OPD maupun lintas sektor dalam pelaksanaan KLA seperti yang
dipaparkan berapa OPD pada acara evaluasi KLA tadi. Dengan memperhatikan hak
anak yang digolongkan berdasarkan klasterisasi, di antaranya; Klaster hak sipil
dan kebebasan, Klaster hak lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif,
Klaster kesehatan dan kesejahteraan, Klaster pendidikan, pemanfaatan waktu
luang dan kegiatan budaya, dan Klaster perlindungan khusus.
Wabup berpesan agar semua OPD turut mendukung upaya raihan
KLA, seperti pemenuhan dokumen, materi, program inovasi dalam mendukung KLA.
Ditambahkan Sekda Fauzi Efrizal untuk evaluasi KLA ini pihak Pemkab Rohil sudah
memberikan data-data pendukung terhadap penilaian KLA ini, namun ada yang
kurang sinkron karena penginputan data melalui base sistem pada tahun 2024 ini
di tutup pada bulan Maret sementara pelaksanaan kegiatan kegiatan pelayanan
terhadap program KLA ini diatas bulan maret sehingga tidak sinkron.
"Pada kesempatan ini dapat kita sampaikan bahwa
pelaksanaan program KLA ini butuh biaya yang tidak sedikit. Sehingga butuh
dukungan pemerintah pusat karena apapun kegiatan yang dilakukan untuk
memobilisasi kegiatan terhadap pelayanan hak anak ini butuh pembiayaan cukup
besar seperti pelayanan terhadap kekerasan anak, pelecehan anak, narkoba dan
anak terlantar butuh alat transportasi, ketersediaan tempat, pelayanan
kesehatan dan lainnya," terang Sekda.
Sementara itu hal senada disampaikan Kepala DP2KBP3A Rohil
Wiwik Shita. Ia mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan support terhadap program KLA ini sehingga kegiatan Verifikasi
Lapangan Hybrid (VLH) Evaluasi KLA Tahun 2025 oleh Kementrian PPPA dapat
terlaksana hari ini..
"Alhamdulillah hari ini kita dapat melaksanakan VLH
Evaluasi Kabupaten Layak Anak yang kedua dimana sebelumnya sudah di laksanakan
VLH yang pertama Tahun 2022 dengan perolehan pringkat Pratama.
Hari ini kita dilakukan evaluasi oleh Kementerian PPPA,
dimana telah kita paparkan inovasi-inovasi penunjang agar kedepannya Rokan
Hilir menjadi KLA tingkat Madya," kata Wiwik Shita.
Diterangkan Wiwik lagi, sebagai sektor penunjang diperlukan
beberapa OPD untuk mengikuti bimtek terkait Konvensi hak anak, namun
keterbatasan anggaran kegiatan tersebut hanya dapat dilakukan secara bertahap.
Ia berharap kedepannya untuk bimtek Konvensi Hak anak ini
dapat dianggarkan kegiatan. Sementara itu, terang Wiwik, sebagai support dari
OPD dalam program KLA ini beberapa OPD sudah melakukan berbagai inovasi
terhadap pelayanan hak anak sperti dari Diskominfotiks yang telah membuat
website informasi layanan anak, konten animasi anak, program go to school
mengajarkan siswa membuat konten positif penuh edukasi bagi anak sekolah,
pemasangan iklan melalui medsos terkait stunting serta memasang 88 titik
internet desa untuk sekolah bantuan dari Kemenkominfo.
Selain itu, terang Wiwik, inovasi dari dinas pendidikan
memberikan peran sekolah ramah anak, Dishub menerapkan zona selamat
penyeberangan bagi anak sekolah, Dinas Perpustakaan memberikan ruang baca bagi
anak sampai ke desa-desa, Dinas Sosial menyediakan rumah singgah bagi anak
terlantar, Dimas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dan pencegahan
stunting melalui puskesmas dan polindes, Disdukcapil memberikan akses kemudahan
dalam pengurusan KIA yang terkoneksi dengan beberapa rumah sakit dan
poliklinik.
Untuk ketersediaan air bersih inovasi dari Dinas Perkim dan
PUTR serta tercipta ya Ruang terbuka hijau dan lingkungan hidup yang sehat
inovasi dari Dinas Lingkungan Hidup.
"Penilaian Kabupaten Layak Anak ini tidak terlepas
dari DP2KBP3A serta sinergitas dari seluruh OPD, Forkompinda lintas sektor
lainnya. Semoga inovasi yang telah di lakukan oleh seluruh OPD terkait dan
Forkopimda mendapatkan hasil yang baik, mudah-mudahan kita biasa memperoleh peringkat
Madya," harapnya.
Komentar
Posting Komentar